Jumat, 16 Oktober 2009

Salam Pergerakan Kami Sampaikan Kepada Siapapun yang tergetar hatinya melihat penindasan

Batam Monitoring Mission (BMM) Batam – Kepri merupakan organisasi yang didirikan oleh pemuda dan mahasiswa Kota Batam yang gerah terhadap iklanisasi Kota Batam yang selalu dibesar-besarkan atau dibanggakan oleh kalangan birokrasi pemerintahan, atau siapapun yang diuntungkan dengan adanya birokrasi tersebut. Batam Monitoring Mission merupakan aplikasi mosi ketidakpuasan kami terhadap kerja birokrasi, dan melakukan berbagai agenda survei serta penyadaran publik sebagai bentuk advokasi di tengah masyarakat bawah.
Kami sangat berharap siapapun bisa membaca dan memberikan masukan terhadap tulisan ini. Di sini, kami hanya ingin menyampaikan pada pemerintah setempat, bahwasanmya PR masih terlalu banyak, adanya ketimpangan antara investasi dan HAM, tidak adanya pemerataan ekonomi, tidak adanya pemberdayaan SDM generasi penerus secara serius, Banyaknya masyarakat miskin yang tak bisa sekolah; Banyaknya bangunan sekolah yang tidak layak dikatakan sekolah melainkan rumah kumuh; maraknya swastanisasi Pendidikan yang terus mengkomersilkan nilai Pendidikan; dan eksklusifitas serta elitisitas birokrasi membuat tatanan Kota Batam menjadi tempat yang jauh dari yanag dibayangkan.
Selanjutnya, pada kesemapatan ini, Kami ingin menampilkan hasil research yang telah dilakukan oleh sahabat-sahabat yang tergabung dalam Batam Monitoring Mission (BMM) Batam – Kepri, selamat menikmati.

A. P R O F I L E K O T A B A T A M

Kota Batam dihuni pertama kali oleh orang melayu dengan sebutan orang selat sejak tahun 231 M. Pulau yang pernah menjadi medan perjuangan Laksamana Hang Nadim dalam melawan penjajah ini digunakan oleh pemerintah pada dekade 1960-an sebagai basis logistik minyak bumi di Pulau Sambu. Pada dekade 1970-an, dengan tujuan awal menjadikan Batam sebagai Singapura-nya Indonesia, maka sesuai Keputusan Presiden nomor 41 tahun 1973, Pulau Batam ditetapkan sebagai lingkungan kerja daerah industri dengan didukung oleh Otorita Pengembangan Daerah Industri Pulau Batam atau lebih dikenal dengan Badan Otorita Batam (BOB) sebagai penggerak pembangunan Batam Seiring pesatnya perkembangan Pulau Batam, pada dekade 1980-an, berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 34 tahun 1983, wilayah Kecamatan Batam yang merupakan bagian dari kabupaten Kepulauan Riau, ditingkatkan statusnya menjadi Kotamadya Batam yang memiliki tugas dalam menjalankan administrasi pemerintahan dan kemasyarakatan serta mendudukung pembangunan yang dilakukan Otorita Batam.
[Photo]
Di era Reformasi pada akhir dekade tahun 1990-an, dengan Undang-Undang nomor 53 tahun 1999, maka Kotamadya administratif Batam berubah statusnya menjadi daerah otonomi yaitu Pemerintah Kota Batam untuk menjalankan fungsi pemerintahan dan pembangunan dengan mengikutsertakan Badan Otorita Batam.
secara geografis Kota Batam bisa digambarkan dengan sebelah utara berbatasan dengan Singapura dan Malaysia; sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Daik-Lingga; sebelah timur berbatasan dengan Pulau Bintan; dan sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten karimun.
Secara administrasi pemerintahan, Kota Batam terbagi dalam 12 Kecamatan yakni; Kecamatan Batam Kota, Kecamatan Nongsa, Kecamatan Bengkong, Kecamatan Batu Ampar, Kecamatan Sekupang, Kecamatan Belakang Padang, Kecamatan Bulang, Kecamatan Sagulung, Kecamatan Galang, Kecamatan Lubuk Baja, Kecamatan Sungai Beduk, Kecamatan Batuaji.
Masyarakat Kota Batam merupakan masyarakat heterogen yang terdiri dari beragam suku dan golongan. Beberapa suku yang dominan adalah suku Melayu, Minang, Batak, Makassar, Jawa, Flores, Tionghoa dan lain-lain. Hingga tahun 2006, Batam telah berpenduduk lebih dari 700.000 jiwa dan memiliki laju pertumbuhan penduduk yang cenderung stabil. Dalam kurun waktu tahun 2001 hingga tahun 2005 memiliki angka pertumbuhan penduduk rata-rata 6 persen pertahun.
Islam adalah agama mayoritas masyarakat di Kota Batam. Masjid Raya Batam yang terletak di tengah kota, berdekatan dengan alun-alun, kantor walikota dan kantor DPRD menjadi simbol masyarakat Batam yang agamis. Agama Kristen dan Katholik juga banyak dianut oleh masyarakat Batam, terutama yang berasal dari suku Batak dan Flores. Agama Budha kebanyakan dianut oleh warga Tionghoa.
Bahasa Indonesia digunakan sebagai bahasa pengantar sehari-hari. Bahasa daerah juga digunakan oleh para penduduk yang berasal dari daerah lain, seperti bahasa Minang, bahasa Batak, bahasa Jawa, bahasa Makassar, dan juga bahasa Tionghoa. Hal demikian terjadi karena Batam adalah tempat berbagai suku bangsa bertemu.
Kota Batam memiliki banyak sekolah negeri dan swasta mulai dari tingkat SD hingga SMA. Perguruan Tinggi Negeri di Batam adalah Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH). Selain itu terdapat banyak perguruan tinggi swasta seperti Universitas Internasional Batam (UIB), Universitas Batam(Uniba), STIE Ibnu Sina, STT Bentara Persada, Universitas Riau Kepulauan (Unrika), Politeknik Batam (asuhan ITB) dll.
Untuk lebih jelasnya, akan kami sajikan mengenai Kota Batam yang kami sebut dengan “the real Kota Batam” (therkam).

B. ANALISA WACANA TENTANG BATAM a. EKONOMI

Pertumbuhan ekonomi Kota Batam “katanya” lebih tinggi dibandingkan dengan laju pertumbuhan ekonomi nasional menjadikan wilayah ini andalan bagi pemacu pertumbuhan ekonomi secara nasional maupun bagi Provinsi Kepulauan Riau.
Beragam sektor penggerak ekonomi meliputi sektor komunikasi, sektor listrik, air dan gas, sektor perbankan, sektor industri dan alih kapal, sektor perdagangan dan jasa merupakan nadi perekonomian kota batam yang tidak hanya merupakan konsumsi masyarakat Batam dan Indonesia tetapi juga merupakan komoditi ekspor untuk negara lain.
Keberadaan kegiatan perekonomian di Kota ini juga dalam rangka meningkatkan lapangan pekerjaan dan kesejahteraan masyarakat. Pemerintah Kota Batam sebagai pelaksana pembangunan Kota Batam bersama-sama Dewan Perwakilan Rakyat daerah Kota Batam serta keikutsertaan Badan Otorita Batam dalam meneruskan pembangunan, memiliki komitmen dalam memajukan pertumbuhan investasi dan ekonomi Kota Batam, hal ini dibuktikan dengan adanya nota kesepahaman ketiga instansi tersebut, yang kemudian diharapkan terciptanya pembangunan Kota Batam yang berkesinambungan. Batam, bersama dengan Bintan dan Karimun kini telah berstatus sebagai Kawasan Ekonomi Khusus(KEK). Dengan ini diharapkan dapat meningkatkan investasi di Batam yang pada akhirnya ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kegiatan ekonomi juga sangat di dukung dengan adanya banyak kawasan industri di Batam yang merupakan salah satu sumber mata pencaharian utama warga Batam.
1. HASIL RESEARCH BMM BATAM - KEPRI 8 s/d 22 JULI 2008 VISUAL BASIC RESEARCH & PENDIDIKAN PUBLIK BATAM MONITORING MISSION (BMM) BATAM - KEPULAUAN RIAU (23 Juni s/d 23 Juli 2008) Motto “Bangun Negeri Bijakkan Bangsa

PROFIL LEMBAGA Batam Monitoring Mission For Ecosoc Rigths Studies adalah sebuah lembaga independen, nonpartisan, nonprofit, koinsultan, yang didirikan di Batam dengan fokus kegiatan pada penguatan hak-hak ekonomi, sosial, dan kultural masyarakat, melalui kajian kritis, penyadaran publik, advokasi kebijakan, pemberdayaan ekonomi masyarakat dan pemberdayaan perempuan. VISI Terwujudnya hak-hak ekonomi, sosial, dan budaya (ECOSOC Rights) serta hak politik warga negara. MISI Mendorong penguatan public awareness terhadap ECOSOC Rights. Mendorong ratifikasi secara komprehensif instrumen internasional perlindungan HAM, sebagai payung besar pemajuan HAM di Indonesia khususnya di Batam. Melakukan policy review terhadap semua bentuk kebijakan Negara / birokrasi yang terkait dengan upaya penegakkan HAM, agar sejalan dengan usaha untuk memperkuat dan melembagakan ECOSOC Rights. Mendorong terciptanya struktur ekonomi dan politik nasional dan lokal yang berpihak pada penegakan ecosoc rights. Melakukan pendampingan masyarakat untuk mengakses ECOSOC Rights. MOTTO “Bangun Negeri Bijakkan Bangsa” STRATEGI Dalam melakukan riset, pelatihan dan pendidikan, advokasi kebijakan, dan pemberdayaan ekonomi masyarakat, BMM berpijak pada strategi :Melihat dinamika geoekonomi dan geopolitik global. Artinya, mengelola dampak negatif dari gerak global sekaligus mengolah dampak positifnya untuk penguatan pemberdayaan. Semua kajian dibangun atas dasar nilai keberpihakan terhadap masyarakat marginal dan bertujuan mendorong penyadaran publik, liberasi sosial, dan transformasi sosial. Aktivitas advokasi yang dilakukan berbasis pada kekuatan masyarakat basis. Artinya, meletakkan masyarakat sebagai aktor perubahan yang sesungguhnya melalui proses pendampingan, belajar bersama, fasilitasi, dan mobilisasi sosial.Pemberdayaan ekonomi masyarakat dilakukan dengan berbasis pada sumber daya ekonomi dan manusia lokal menuju arah kemandirian ekonomi masyarakat basis. Penguatan ini dilakukan dengan cara mengeliminasi aspek distortif dari ekonomi pasar sekaligus mendorong acces to market yang memadahi.

STRUKTUR ORGANISASI : Periode 2009 – 2012

DEWAN PAKAR / AHLI

-RIZKI FAIZAL(Ketua AMPG KEPRI & KETUA Temu Aktivis Lintas Geni)

- MUSTAFIDZ (Ketua Pusat Study Pancasila UGM)

- UNANG SHIO PEKING (Ketua Forum LSM DIY & Ketua Dewan Etik Djogjakarta Corruption Watch)

- EKO (Ketua Komisi Pemberantasan Perkara KKN Jawa Tengah)

- GUGUS (Ketua Lembaga Kajian Sosial Nusantara JAKARTA)

BADAN PENGURUS HARIAN (BPH)
- Direktur Eksekutif : M. JAILANI. A.R
- Sekretaris Eksekutif : HAZHARY
- Manajer Eksekutif : ANDIKA
- Manajer Keuangan : AULIA RAFIUDIN
- Manajer Operasional : NURIZUAN

DIVISI RISET
- JUM AFRIZAL - ADE SAPUTRA – ALDI

DIVISI KAJIAN
- YULIANA - JHONNY

DIVISI DIKLAT
- M. CANDRA - HAIRANI - ANIKA SARI

DIVISI PUBLIKASI DAN INFORMASI
-RACHMAT NOR - MAIKA MUKHARROMA


DIVISI ADVOKASI & PEMBERDAYAAN - ROBBY HANDI SURYA BATUBARA, SH - M. AZRIL - SHERLY FEBRINY RESEARCH Visi Batam sebagai bandar dunia madani sekaligus lokomotif ekonomi Nasional, antara pandangan dan realita. A. Mukaddimah Kota Batam adalah salah satu kota di Provinsi Kepulauan Riau. Sebuah pulau yang terletak di jalur pelayaran internasional dan begitu dekat dengan Negara tetangga (Singapura dan Malaysia). Katanya Kota Batam merupakan salah satu kota dengan pertumbuhan terpesat di Indonesia??? Yang ketika dibangun pada tahun 1970-an (sesuai Keputusan Presiden nomor 41 tahun 1973) awal kota ini hanya dihuni sekitar 6.000 penduduk, namun kini telah berpenduduk 713.960 jiwa, serta lajunya pertumbuhan ekonomi membuat kota ini menjadi tempat banyak orang mengadu nasib. Awal kali ketika banyak orang kita ajak untuk memikirkan tentang Kota Batam, mesti sebagian besar akan mekatakan Batam it’s the best place…….. kehidupan motropolitan, glamour, serba sibuk, maju dan sebagainya, seperrti gambar- gambar di bawah ini…[Photo] Tabil 1: Kota Batam tahun 2008 Pernahkah kita berpikir bahwa bagaimana sesungguhnya nasib masyarakat asli Kota Batam?; apakah mereka benar-benar sudah diberdayakan sehingga benar-benar mampu bersaing dengan tetangga (singapura, Malaysia, thailan, Vietnam atau bahkan kawasan eropa), atau mungkin mereka hanya diajak untuk menyaksikan hasil potensi yang ada di daerah mereka diambil depan mata kepala sendiri (depan anak cucu mereka), hingga mencari pekerjaan saja harus mengemis kesana kemari?. Pernahkah terlintas oleh anda bahwa ini adalah Kota Batam?

[Photo] Pernahkah terpikirkan oleh anda bahwa Bahwa mereka adalah masyarakat asli Kota Batam (dari kakek, hingga kakeknya buyut mereka pun hidup di Batam) yang juga ingin menikmati potensi lokal Kota Batam di daerah mereka berpijak, hidup layak seperti yang sering diiklankan birokrasi Batam tentang glamour dan indahnya Kota Batam?
[Photo] Kali ini, 10 orang dari Team BMM diterjunkan di kelurahan Pemping Kecamatan belakang Padang Kota Batam tanggal 23 Juni s/d 23 Juli 2008 untuk menguak tentang bagaimana masalah pendidikan, pembangunan, Pengembangan SDM & SDA , serta bagaimana peranan pemerintah di hadapan masyarakat? BAGAIMANA CARA KERJA
TEAM BMM
DALAM MENGUAK DATA DI KEL.PEMPING ??? APA HASIL YANG DIPEROLEH ??? 1 SOSIALISASI DAN MENCARI DATA STATISTIK MASYARAKAT KELURAHAN PEMPING

1. Hasil survei statistic JUMLAH PENDUDUK : KELURAHAN PEMPING Umur 1 s/d 17 tahun : 29,47 % Atau 262 Jiwa Umur 18 s/d 24 tahun : 15,29 % Atau 136 Jiwa Umur 25 s/d 40 tahun : 28,90 % Atau 257 Jiwa Umur 41 s/d ………… : 24,97 % Atau 222 Jiwa TK : 1,34 % Atau 12 Jiwa TOTAL : 99,97 % Atau 889 Jiwa Dengan perincian 1. PENDUDUK : RT 01 / 01 (LABON) Umur 1 s/d 17 tahun : 31,42 % Atau 55 Jiwa Umur 18 s/d 24 tahun : 13,71 % Atau 24 Jiwa Umur 25 s/d 40 tahun : 32 % Atau 56 Jiwa Umur 41 s/d ………… : 22,28 % Atau 39 Jiwa TK : 0,57 % Atau 1 Jiwa TOTAL : 99,98 % Atau 175 Jiwa 2. PENDUDUK : RT 02 / 01 (Tg. PANA) Umur 1 s/d 17 tahun : 33,12 % Atau 54 Jiwa Umur 18 s/d 24 tahun : 10,42 % Atau 17 Jiwa Umur 25 s/d 40 tahun : 28,22 % Atau 46 Jiwa Umur 41 s/d ………… : 25,76 % Atau 42 Jiwa TK : 2,45 % Atau 4 Jiwa TOTAL : 99,97 % Atau 163 Jiwa 3. PENDUDUK : RT 03 / 01 (Kp TENGAH) Umur 1 s/d 17 tahun : 32,73 % Atau 55 Jiwa Umur 18 s/d 24 tahun : 11,90 % Atau 20 Jiwa Umur 25 s/d 40 tahun : 27,38 % Atau 46 Jiwa Umur 41 s/d ………… : 26,19 % Atau 44 Jiwa TK : 1,78 % Atau 3 Jiwa TOTAL : 99,98 % Atau 168 Jiwa 4. PENDUDUK : RT 01 / 02 (MONGKOL) Umur 1 s/d 17 tahun : 31,52 % Atau 64 Jiwa Umur 18 s/d 24 tahun : 16,25 % Atau 33 Jiwa Umur 25 s/d 40 tahun : 29,06 % Atau 59 Jiwa Umur 41 s/d ………… : 23,15 % Atau 47 Jiwa TK : - TOTAL : 99,98 % Atau 203 Jiwa 5. PENDUDUK : RT 02 / 02 (MONGKOL) Umur 1 s/d 17 tahun : 18,88 % Atau 34 Jiwa Umur 18 s/d 24 tahun : 23,33 % Atau 42 Jiwa Umur 25 s/d 40 tahun : 27,77 % Atau 50 Jiwa Umur 41 s/d ………… : 27,77 % Atau 50 Jiwa TK : 2,22 % Atau 4 Jiwa TOTAL : 99,97 % Atau 180 Jiwa

Tidak ada komentar: