Selasa, 08 September 2009

MENGERAKKAN SEMANGAT KEBANGSAAN

Semangat kebangsaan saat ini terasa semakain memudar, dimana wawasan kebangsaan sudah tidak di anggap penting , pancasila yang merupakan dasar dan falsafah negara sudah tidak dianggap lagi, sesuatu yang berbau barat dan moderen di agungkan manakala sesuatu yang berbau tradisional,local dan keindonesiaan ditinggalkan. Apakah sesungguhnya yang menjadi problem saat ini? Kenapa semangat kebangsaan kita akhirnya menjadi seperti ini? Kenapa bangsa Indonesia menjadi bangsa yang pelupa akan dan nilai-nilai warisan leluhurnya? Persoalan besar yang terjadi pada saat ini adalah masalah kegagalan menterjemahkan dan menerapkan falsafah dan landasan kenegaraan kita. Perwajahan-perwajahan kebudayaan kita sering sering ditampilkan sebagai sosok tua yang tidak menarik lagi bagi kalangan generasi muda saat ini, perpolitikan kita sering ditonjolkan pada sisi-sisi kekerasan dan arobat politik nya saja, ketimbang menyampaikan pesan dari percaturan yang sesunggunya, bukankanh politik itu adalah sarana atau alat yang membuat kebijakan-kebijakan yang pro rakyat? Membuat produk-produk hukum untuk kepintingan nasioanal ? Mencerdaskan kehidupdpan politik rakyat? Dan mengajarkan rakyat harus bertanggung jawab keatas apa yang telah dilakukannya ? . Kampanye “ pilih produk dalam negeri “ hanya menjadi jargon dan kampanye yang telah menghabiskan anggaran berpuluh-puluh miliar tanpa ada realisasi konkrit juga bisa kesempatan bagi orang-orang tidak bertanggung jawab menghamburkan uang Negara sesukanya dengan berbagai alasan tanpa kontribusi untuk rakyat. Memang untuk melakukan perubahan itu tidak mudah,apalagi media saat ini merupakan alat propaganda pasar yanag sangat efektif yanag telah mampu melakukan pembiusan terhadap jutaan rakyat Indonesia . Dengan pelbagai macam slogan,produk,hadiah bahkan janji-janji manis lainnya yang mampu menjungkir balikan kersadaran rakyat Indonesia, kini yang berjalan hanyalah “alam bawah sadar” yang siap dituntun , dan diperintah untuk melakukan apa pun. Oleh kerana itu nilai-nilai ke-Timur-an harus di bangkitkan kembali, nilai-nilai ke-Indonesian haruslah di gelorakan lagi . Begitupun media masa harus bertanggung jawab setiap isi berita yang telah di munculkan bukan semata-mata mengejar keuntungan ekonomi tetapi lebih dari itu mendidik rakyat dengan berita, mendidik rakyat dengan kecerdasn media

Senin, 07 September 2009

Bangsaku

Wahai bangsaku cinta akan tanah air bagian dari iman.Cintailah tanah air ini wahai bangsaku jangan kalian menjadi orang-orang yang terjajah sesunguhnya kesempunaan harus dibuktikan dengan perbuatan dan bukanlah kesempatan itu hanya berupa ucapan ucapan.Berbuatlah demi cita-cita dan jangan lah hanya pandai bicara dunia ini bukan tempat menetap tetapi hanya tempat berlabuh berbuatlah sesuai dengan perintah nya dan jangan lah kalian menjadi sapi tunggangan kalian tidak tahu orang yang memutar balikkan dan kalian tidak mengerti apa yang berubah dimana akhir perjalan dan bagaimana pula akhir kejadian adakah mereka memberi minum juga pada ternakmu atau mereka membebaskanmu dari beban atau malah membiarkanmu tertimbun beban. Wahai bangsaku yang berfikir jernihdan halus perasan kobarkanlah semangat janganlah jadi pembosan

Pesan Ayah


Mak …Ingat tak pesan ayah
Kasih Sayang tak boleh dijual beli
Cinta yang satu itu lah yang sejati
Mak…Ingat tak pesan ayah
Belajar dari kesilapan
Kesilapan itu mengukur pengalaman
Mak…Ingat tak pesan ayah
Perbetulkan setiap kesalahan
Kesalahan itu membawa keburukkan
Mak…Ingat tak pesan ayah
Atasi segala kelemahan
Kelemahan itu punca kepincangan
Mak…Ingat tak pesan ayah
Jangan dilayan kemalasan
Kemalasan itu punca kegagalan
Mak…Ingat tak pesan ayah
Jangan di banagga pada kecantikan
Kecantikan itu membawa padah
Mak…Ingat tak pesan ayah
Jangan menilai kebendaan
Kebendaan itu punca kehancuran
Mak…Ingat tak pesan ayah
Jauh kan diri dari kejahilan
Kejahilan mengheret kesesatan
Mak…Ingat tak pesan ayah
Jangan di dengar hasutan orang
Kelak badan akan binasa
Mak…Ingat tak pesan ayah
Kasih saying tak pernah padam
Sekalipun jasad di jamah tanah